Seminar Peran Dokter Umum dalam Komplikasi Diabetes

FK-KMK UGM. Masih dalam suasana memperingati Dies Natalis Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM ke-74, HUT RSUP Dr. Sardjito ke-38, HUT RSUP Dr. Soeradji Tirtonegoro ke-92, dan HUT RSA UGM ke-8, Keluarga Alumni Fakultas Kedokteran UGM Angkatan 1983 menyelenggarakan Seminar Sehari yang mengusung tema “Peran Dokter Umum dalam Mencegah Komplikasi Diabetes Mellitus.” Seminar yang merupakan rangkaian Annual Scientific Meeting (ASM) 2020 ini, diselenggarakan, Jumat (28/02) di Auditorium FK-KMK UGM dan dihadiri oleh lebih dari 200 peserta.

“Seminar ini bertujuan untuk membagikan ilmu yang kita dapatkan baik dari kuliah di FK UGM maupun pengembangan dari berbagai jenjang berikutnya. Tema Diabetes Mellitus (DM) diambil karena angka kesakitan yang cukup banyak dan komplikasinya yang semakin sulit”, ungkap Koordinator Alumni Angkatan 83, dr. Agus Santoso Budi, Sp.BP-RE(K) saat memberi sambutan. Beliau juga mengungkapkan harapannya, bahwa apabila teman sejawat menemui pasien dengan penderita DM, diharapkan dapat mengurangi dampak atau komplikasi yang terjadi.

Wakil Dekan Bidang Kerja Sama, Alumni, dan Pengabdian Kepada Masyarakat FK-KMK UGM, dr. Mei Neni Sitaresmi, Sp.A(K). Ph.D., saat membuka seminar mengungkapkan, “Apresiasi yang sebesar-besarnya pada Angkatan 83. Hari ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang dilakukan Angkatan 83, setelah kemarin (27/02) menggelar operasi katarak dan bibir sumbing gratis, selanjutnya adalah sebagai host kegiatan temu alumni yang akan dilaksanakan pada Sabtu (29/02) dan bedah rumah pada Minggu (1/03).”

Beliau juga menjelaskan bahwa topik DM menjadi sangat relevan karena masalah penyakit telah bergerser dari penyakit menular ke penyakit tidak menular (PTM). Seminar ini menjelaskan bagaimana peran sebagai pelayanan primer dalam hal promotif dan preventif maupun penanganan awal dan deteksi mengenai komplikasinya. “Mudah-mudahan seminar ini akan memberikan manfaat bagi kita semua”, pungkas dr. Mei Neni.

Seminar ini menghadirkan Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat, dr. Kirana Pritasari, MQIH. Sesi pertama menghadirkan dr. M. Robhikul Ikhsan, MKes, SpPD-KEMD, FINASIM dengan topik ‘Diagnosis dan Tatalaksana Terkini: Pedoman Pengelolaan dan Pencegahan DM Tipe 2 Dewasa di Indonesia 2019, PERKENI’. Selanjutnya dr. J.B Suharjo B. Cahyono, Sp.PD-KGEH dengan topik ‘Disfungsi Gastrointestinal pada Diabetes Mellitus’. Juga menghadirkan dr. Rini Hersetyati, Sp.M dengan topik ‘Retinopati Diabetika’.

Selanjutnya sesi kedua menghadirkan Mayjen TNI Dr. dr. Tugas Ratmoko, Sp. S., MARS, MH., dengan topik ‘Neuropati DM’., dan dr. Agus Santoso Budi., Sp. BP-RE(K) dengan topik ‘Perawatan Ulkus DM’. Juga menghadirkan dr. Soni Yusuf Wibisono, Sp. PD-KGH dengan topik ‘Nefropati Diabetik’. Seminar sehari ini dimoderatori oleh dr. Mei Neni Sitaresmi, Sp.A(K)., Ph.D.

“Posisi layanan primer sangat menentukan. Hal ini dikarenakan yang bisa mengendalikan faktor risiko adalah pada layanan primer. Dokter spesialis penyakit dalam memiliki keterbatasan waktu, sehingga tidak bisa mengintervensi perilaku. Dokter spesialis bekerja di level rujukan. Sedangkan apabila di layanan primer, sangat dekat dengan keluarga dan masyarakat sehingga bisa memberikan intervensi terhadap faktor risiko. Inilah kunci peran Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)”, jelas dr. Kirana saat memaparkan materi. Beliau juga menjelaskan bahwa apabila berhasil mengendalikan faktor risiko, maka kita akan berhasil mengendalikan PTM. Oleh karena itu, kita yang bekerja di layanan primer memiliki tugas dan kesempatan untuk melakukan deteksi dini.  (Vania Elysia/Reporter)

Berita Terbaru