Sarasehan Hardiknas 2 Mei 2014

audiens IMG_0884

 

Yogyakarta -Masih dalam rangkaian peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Fakultas Kedokteran UGM memberikan penghargaan bagi 5 Doktor Baru -Staf Bagian Ilmu Penyakit Dalam; Patologi Anatomi; Ilmu Kesehatan Anak dan penghargaan bagi 15 Mahasiswa Berprestasi dalam acara bertajuk Sarasehan Tenaga Pendidik dan Kependidikan dalam rangka Hardiknas 2014.  Torehan prestasi mahasiswa Prodi Pendidikan Dokter dan Prodi Ilmu Keperawatan meliputi kejuaraan tingkat Internasional (Juara I Siriraj International Medical Microbiology, Immunology, and Parasitology Competition/SIMPIC 2014 di Thailand & Juara 3 Scientific Poster 2014 East Asian Medical Students Conference di KorSel) dan raihan prestasi tingkat Nasional, yaitu Juara 2 Lomba Poster Publik “Chronic Hepatic Disease” di Jakarta; Juara 3 Lomba Karya Tulis Ilmiah dalam Memperingati Hari TB Sedunia di Jember serta Juara 1 dan 2 Mahasiswa Berprestasi Fakultas.

IMG_0821Berbagai masalah pendidikan terkait pemerataan dana pendidikan dan penelitian, serta masalah kekerasan dalam dunia pendidikan yang saat ini menjadi sorotan nasional, seperti kasus kekerasan yang mengakibatkan tewasnya mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran di Jakarta, menunjukkan bahwa institusi pendidikan belum mampu menjalankan misi pendidikan. Hal itu menjadi bahan evaluasi sekaligus instropeksi bagi Fakultas Kedokteran UGM. Demikian awal sambutan Dekan Prof Teguh Aryandono, SpB(K)Onk dalam acara Sarasehan Hardiknas Jumat (2/5) di Auditorium FK UGM, selepas upacara peringatan Hari Pendidikan Nasional di halaman Kantor Pusat UGM Bulaksumur.  Peran serta stakeholder sangat penting bagi institusi pendidikan, dan negara  secara lebih luas, dalam menjalankan misi pendidikan, salah satunya melalui kontribusi  staf dosen (doktor baru) yang baru kembali dari luar negeri.  Tugas berat bagi doktor baru adalah mengaplikasikan ilmu yang diperolehnya dari luar negeri di institusi asal. Pun halnya dengan mahasiswa berprestasi, diharapkan mampu memberikan inovasi dan terobosan baru sehingga ke depan bangsa Indonesia tidak sekedar menjadi ‘konsumen’.  Prof Teguh mengakhiri sambutannnya dengan mengajak peserta sarasehan menyimak kiat-kiat dan pengalaman Prof dr Yati Soenarto, SpA(K), PhD dalam melakukan inovasi maupun terobosan penelitian internasional yang mampu mengangkat citra positif institusi dan negara di mata dunia.

 

IMG_0892Prof Yati Soenarto yang menjadi narasumber sarasehan menggarisbawahi bahwa seorang dosen dengan kewajiban Tridharma yang harus dijalankan bersamaan akan optimal dalam berkarya dengan dukungan sejawat, staf kependidikan dan juga mahasiswa.  Pembelajaran yang bisa dipetik dari pengalamannya selama + 44 tahun adalah mengembangkan jejaring kolaborasi riset dengan pemilihan mitra kolaborator yang tepat, memiliki 3H –head (ide/gagasan); hand (fasilitas pendukung) dan heart (humanis). Untuk riset perorangan, Prof Yati meminta dr. Muh Bayu Sasongko, M.Epi., PhD penerima penghargaan penulis publikasi/jurnal ilmiah internasional FK UGM kategori paper terbanyak 2012-2013, membagikan pengalamannya -bagaimana caranya menghasilkan publikasi internasional dengan konteks kekinian karena dr Bayu termasuk staf muda. Mahasiswa dan staf muda harus selalu memilih supervisor yang memberikan kepercayaan dan kesempatan berkembang untuk maju bersama baik dalam penelitian maupun publikasi, hindari supervisor yang hanya memanfaatkan tenaga keahlian staf/mahasiswa. Jadi selalu mengacu pada ajaran Bapak Pendidikan Nasional Ki Hadjar Dewantara: ing ngarso sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.   Tidak kalah pentingnya adalah prinsip untuk memajukan almamater dan bangsa, sehingga keberhasilan yang diraih memberikan manfaat bagi institusi dan negara. Prof Yati juga menekankan pentingnya penelitian yang terintegrasi menyeluruh (translational research) from bench to bedside”  untuk memberikan manfaat klinis yang optimal melalui diganosis; hasil prediksi dan pengobatan yang lebih baik dengan tujuan akhir keselamatan pasien.

 

IMG_0910Sebelum paparan Prof Yati Soenarto, dari Senat FK UGM juga memberikan sambutan yang dibacakan oleh Prof dr Wasisdi, SpM(K). Sarasehan Hardiknas 2014 diakhiri dengan tanya jawab antara pengurus dan staf FK UGM yang antara lain memunculkan usulan adanya wadah bagi mahasiswa berprestasi untuk memberikan kesempatan lebih pada mereka dapat bergabung di bagian-bagian untuk pengembangan riset fakultas. Hal ini juga berkorelasi dengan usulan program ‘perpanjangan tangan’ penyediaan asisten peneliti bagi staf senior untuk menulis proposal pengajuan research grants dengan output pengembangan publikasi internasional FK UGM.  Pengurus fakultas menyambut baik kedua usulan tersebut, dan menambahkan bahwa sebenarnya program tersebut sudah dikembangkan oleh Prof Sofia Mubarika yang waktu itu memfasilitasi lulusan berprestasi untuk meraih jenjang PhD dan kesempatan bergabung menjadi staf. Barangkali yang perlu diperbaiki adalah manajemen SDM agar ada kesinambungan program secara simultan. Pengurus juga menambahkan di dalam grup-grup riset/kluster/pokja pebnelitian sudah mulai mengkombinasikan staf junior-senior dari bagian pra-klinik dan klinik, sudah ada jenjang dari asisten peneliti hingga peneliti utama, termasuk wacana manajemen riset yang menjadi bahasan utama dalam diskusi yang diinisiasi oleh Wakil Dekan Bidang Penlitian, Pengabdian Masyarakat dan Kerja Sama pada hari Selasa (29/4).  IMG_0915

Dalam sesi tanya jawab juga mengemuka pertanyaan-pertanyaan seputar program remunerasi dan hasil seleksi K2 bagi staf kependidikan. Pengurus fakultas menyampaikan bahwa program remunerasi yang saat ini santer terdengar sebenarnya adalah ‘tukin’ tunjangan kinerja bagi PNS Kependidikan yang masih menunggu juknis juklak dari universitas, dan akan segera ada sosialisasi setelah ada kejelasan juknis juklak. Terkait hasil seleksi K2, informasi dari universitas juga masih belum jelas sehingga akan terus dimonitoring bersama-sama.    \sari

Berita Terbaru