Pengembangan Pelaksanaan Kegiatan di Kantor Pelayanan Publik

FK-KMK UGM. Community and Family Health Care – Inter Professional Education (CFHC-IPE) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) kembali menyelenggarakan Talkshow Seri #2 Penerapan New Normal di Perkantoran pada Kamis (02/07) melalui platform Zoom dan Live Streaming YouTube dengan mengusung topik “Pengembangan Pelaksanaan Kegiatan di Kantor Pelayanan Publik”.

Serial kedua ini menghadirkan narasumber Drs. Suryo Wikanthomo, MBA., Branch Manager BNI Kantor Cabang UGM dan Dra. Hj. Sri Muslimatun, M.Kes., Wakil Bupati Sleman. Juga menghadirkan Prof. Dra. RA. Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D., Departement Health Behavior, Environment, and Social Medicine (HBES) FK-KMK UGM yang merupakan pakar promosi kesehatan sekaligus Ketua UGM Health Promoting University (HPU).

Talkshow yang dimoderatori oleh dr. Nandyan N. Wilastonegoro, M.Sc., IH.,  Ketua II CFHC-IPE FK-KMK UGM ini digelar sebagai salah satu wujud pengabdian masyarakat. Talkshow ini sebagai wadah belajar bersama dan saling berbagi informasi mengenai konsep new normal untuk perkantoran. “Pada era pandemi Covid-19, semua bergerak secara dinamis. Saat ini masyarakat mulai bergerak/beraktivitas untuk menopang ekonomi masing-masing individu untuk bertahan hidup, dengan tetap beraktivitas dengan aman. Harapannya bisa menjadi suatu kegiatan yang positif dan bermanfaat bagi semua. Juga dapat ditularkan ilmunya kepada mahasiswa untuk mendampingi masyarakat untuk memberikans suatu wacana new normal yang tepat ketika di kantor”, ungkap dr. Widyandana, MHPE., Ph.D., Sp.M(K)., Ketua I CFHC-IPE FK-KMK UGM saat membuka kegiatan.

Salah satu tindakan pemerintah untuk menghambat transmisi Covid-19 secara luas adalah dengan penerapan pembatasan sosial. Saat ini Gugus Tugas Covid-19 mulai mewacanakan konsep new normal dengan berbagai istilahnya baik itu transisi maupun peralihan, yang didefinisikan sebagai perubahan perilaku untuk tetap dapat menjalankan aktivitas dengan mengubah perilaku, sesuai aturan dan protokol, serta hidup sehat.

Setelah sebelumnya pada talkshow serial pertama membahas tentang new normal di sekolah, maka saat ini mulai dibahas new normal di perkantoran, salah satunya perbankan. Perbankan menjadi salah satu industri yang diminta untuk tetap beroperasi selama pandemi Covid-19 untuk tetap memberikan pelayanan publik.

Pencegahan Covid-19 di lingkungan perkantoran, khususnya BNI menurut arahan pusat dari Divisi Jaringan dan Layanan BNI ada hal-hal yang harus menjadi pedoman untuk dilaksanakan  diantaranya yaitu mengenai kebersihan outlet dan penerapan protokol kesehatan BNI, pelaksanaan Work from Home (WfH) bagi populasi rentan dan fasilitas pegawai BNI seperti APD bagi petugas frontline, serta sistem pelayanan nasabah di masa pandemi dengan social distancing. Menurut Suryo Wikanthomo, terdapat tiga hal penting untuk mencegah Covid-19 yaitu dengan menjaga jarak minimal satu meter, sering mencuci tangan, dan menghindari menyentuh wajah.

Kebersihan outlet merupakan salah satu bentuk usaha untuk memberikan kenyamanan yang optimal serta memberikan impresi professional image kepada nasabah. Dengan adanya Covid-19 maka perlu dilakukan peningkatan pembersihan ditempat-tempat yang sering digunakan. Fasilitas kantor yang ditekankan untuk dilakukan pembersihan area dengan penyemprotan desinfektan, yaitu banking hall, ATM gallery, kamar mandi, dan fasilitas lainnya seperti ruang rapat, tangga, dan lift.

“Di era new normal BNI tetap memberikan pelayanan terbaik serta menjadi financial solution bagi nasabah dengan protokol keselamatan dan kenyamanan. Transaksi perbankan saat ini beralih ke era digitalisasi, dan BNI berinovasi dengan layanan perbankan berbasis teknologi yang semakin memudahkan nasabah bertransaksi secara digital”, jelas Suryo Wikanthomo.

Sama halnya dengan protokol ruang lingkup tata kelola ASN di Kabupaten Sleman yang mengusung konsep baru menuju tatanan new normal. Dalam hal ini Sri Muslimatun juga menyampaikan, pedoman-pedoman new normal di Kabupaten Sleman secara terstandar mengatur lingkungan dan ruangan kerja, pelaksanaan kerja, dan pelayanan internal, serta pelayanan eksternal. Beliau juga mengatakan saat ini Kabupaten Sleman sudah memiliki banyak pelayanan secara digital/online. Menurutnya, perubahan perilaku ini merupakan bagian dari pembentukan karakter.

Prof. Yayi saat menanggapi perubahan perilaku new normal, menyampaikan bahwa perilaku pencegahan dan pengendalian yang perlu ‘di-norma-l-kan’ diantaranya perilaku individu untuk memperbarui pencarian sumber kesehatan yang kredibel, sering mencuci tangan, menerapkan etika batuk/bersin, pola makan sehat, aktivitas fisik, memakai masker saat flu dan bila keluar rumah, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan tidak merokok. Juga perilaku masyarakat untuk meminimalkan/selektif untuk kunjungan ke RS, mengindentifikasi dan konsultasi ketika sakit, meningkatkan literasi kesehatan, membangun empati dan solidaritas antar warga, dan membangun komunitas tanggap Covid-19. “Perilaku normal baru membiasakan orang-orang untuk beraktivitas kembali setelah pandemi dengan mengubah perilaku, sesuai aturan dan protokol, hidup sehat dengan tetap bertanggungjawab dan disiplin. Harapannya dapat menjadi sebuah norma”, jelasnya. (Vania Elysia/Reporter)

Berita Terbaru