Penelitian Surge Capacity Pemetaan Ekosistem Teknologi Digital

FK-KMK UGM. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui Forum Manajemen Covid-19 kembali menggelar rangkaian serial webinar penelitian Surge Capacity sub penelitian “Pemetaan Ekosistem Teknologi Informasi untuk Membantu Penanganan Covid-19 di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)”. Pertemuan kedua webinar yang digelar pada Jumat (26/06) pukul 13.00-14.30 ini menghadirkan narasumber sekaligus peneliti PKMK FK-KMK UGM, Insan Rekso Adiwibowo, M.Sc.

“Penelitian yang berjalan sejak akhir bulan Mei 2020 ini termasuk dalam satu rangkaian penelitian besar yang dilakukan PKMK FK-KMK UGM yang mencoba mendokumentasikan mengenai penanganan Covid-19 dan memprediksi kesiapan baik dari kebijakan maupun sarana dan prasarana, salah satunya teknologi”, jelas moderator diskusi, Tri Aktariyani, SH., MH., peneliti PKMK FK-KMK UGM.

Webinar ini memberikan update hasil sementara yang ditemukan dari penelitian tiga peneliti PKMK FK-KMK UGM, Insan Rekso Adiwibowo, Rokhana Diyah Rusdiati, dan Danu Tirta Nadi. Dasar dilakukannya penelitian ini karena selama Covid-19 diamati muncul banyak sekali aplikasi/website dan berbagai macam initiative digital line untuk terlibat dalam penanganan Covid-19 atau untuk mengedukasi masyarakat, dan lain sebagainya. “Kami sudah merekap hampir sekitar 20 lebih aplikasi terkait Covid-19 dimana satu dan lainnya seringkali tidak terkoordinasi dan memiliki fitur yang mirip. Akan tetapi beberapa juga sudah memiliki fitur khusus yang berguna dalam penanganan Covid-19 dan saat ini belum ada penelitian untuk melakukan pemetaan mengenai initiative digital line tersebut”, jelas Insan Rekso Adiwibowo.

Dengan adanya ekosistem atau pemetaan ini, upaya-upaya penanganan Covid-19 bisa lebih terkoordinasi. Artinya menggabungkan sistem centralized dengan sistem decentralized dengan membuat koordinasi yang baik. Outlook sederhananya adalah tidak ada aplikasi atau website yang fungsinya tumpang tindih, sehingga setiap sumber daya bisa dikoordinasikan mengerjakan area-area tertentu yang belum terjamah tetapi penting untuk penanganan Covid-19.

Harapannya dengan penelitian ini dapat memiliki pemetaan teknologi informasi untuk Covid-19 dan analisis mengenai gap penting yang perlu diisi untuk memperkuat penanggulangan Covid-19 di DIY dan DKI Jakarta, terutama untuk mempersiapkan terjadinya surge capacity di RS.

Empat komponen kunci yang ingin digaris bawahi sebagai tantangan sistem kesehatan dalam skema Covid-19 adalah dalam lingkup system, structure, stuff, dan staff. Pertama, system adalah penguatan data dan informasi untuk memperkuat respon cepat dan partisipasi antar-stakeholder. Kedua, structure adalah mendigitasi, menganalisa, dan memvisualkan Sop dan menandai situasi di RS Rujukan, misalnya menandai ketersediaan ruang isolasi, pemetaan kapasitas dan kompetensi tenaga kesehatan dan sebagainya. Ketiga, Stuff adalah mendigitasi, menganalisis, dan memvisualkan supply chain logistic dan pengelolaan resources serta memperkuat kapasitas pengelolaan bantuan dan donasi masyarakat. Keempat, staff yaitu mendigitasi pengaturan rotasi tenaga kesehatan, contact tracing, masa tugas, rotasi, dan riwayat tindakan.

Hasil sementara menunjukkan kategori-kategori dalam teknologi informasi terkait Covid-19 yaitu notifikasi kasus,deteksi kasus, monitoring, manajemen supply-chain medis, telemedicine, dan kerjasama sosial. Fragmentasi masih terjadi terutama dalam notifikasi kasus. Saat ini kerjasama pemerintah dan swasta telah terbentuk di DIY, Diskominfo telah bekerja sama dengan relawan digital dan perusahaan teknologi informasi untuk membuat inovasi teknologi informasi.

“Hasil akhir dari penelitian ini adalah memetakan tantangan sistem kesehatan mana yang belum terjembatani oleh berbagai teknologi dan aplikasi yang ada. Kemudian akan ada rekomendasi mengenai tantangan sistem kesehatan apa yang harus segera diisi oleh inovasi-inovasi teknologi digital sehingga tidak mengulang upaya-upaya yang telah dilakukan”, jelas Insan Rekso Adiwibowo. (Vania Elysia/Reporter)

Berita Terbaru