Mendiskusikan TIK dalam Pendidikan Kedokteran dan Kesehatan

FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM menggelar diskusi peran teknologi informasi dalam pendidikan kedokteran dan kesehatan, Kamis (6/2) di ruang rapat senat gedung KPTU lantai 2. Diskusi ini dikemas dalam bentuk  faculty lunch discussion yang dihadiri oleh ketua program studi, dosen, maupun staf TI.

“Ruang diskusi ini akan kita manfaatkan bersama untuk saling berkeluh kesah maupun sharing mengenai fenomena yang ada di sekitar kita. Tema diskusi pun akan berganti-ganti. Harapannya forum ini bisa menjadi ruang pembentukan kesadaran dan kesepahaman bersama mengenai hal-hal yang perlu ditindaklanjuti maupun diperhatikan,” ungkap Dekan FK-KMK UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., PhD., SpOG(K) dalam sambutannya.

Diskusi kali ini dipandu oleh Anis Fuad, S.Ked., DEA dan dr. Wika Hartanti, MIH.  “Kemajuan dan perkembangan teknologi informasi adalah sebuah keniscayaan. Telah banyak bentuk praktik kesehatan-kedokteran yang melibatkan adaptasi teknologi ini,” ungkap Anis Fuad mengawali diskusi.

Proses adaptasi terhadap perubahan konteks ini bisa dipastikan menimbulkan pergeseran dan atau perubahan nilai, norma dan kebiasaan praktik kesehatan/kedokteran, yang tidak jarang bisa mempengaruhi kinerja profesionalisme dan kesejahteraan tenaga kesehatan sebagai pelaku.

Dari hasil diskusi diperoleh beberapa catatan mengenai adaptasi teknologi terutama dalam bidang pendidikan kedokteran. Pertama, teknologi disinyalir mampu membuat jarak baru, seperti halnya dalam pendekatan komunikasi (attitude) yang berbeda kepada pihak lain. Kedua, perlu adanya peningkatan tools pembelajaran berbasis TI. Ketiga, penguatan kebijakan penggunaan TI dalam pendidikan. Keempat, perlu adanya stimulasi pengembangan program. Kelima, perlu adanya staf pendukung yang membantu implementasi teknis teknologi pembelajaran.

Melalui forum diskusi yang akan rutin digelar setiap bulan ini harapannya peserta bisa melakukan diskusi, eksplorasi, sharing perspektif, maupun values terkait tema  yang dibahas. (Winanti Praptiningsih/IRO).

Berita Terbaru