Membangun Ketahanan Masyarakat dalam Pandemi Covid-19

FK-KMK UGM. Saat ini masyarakat sedang berjuang menghadapi pandemi Covid-19. Tenaga kesehatan termasuk juga perawat memiliki peran penting dalam menghadapi situasi dan kondisi saat ini. Dalam segi pelayanan kesehatan di rumah sakit, tenaga kesehatan menjadi garda terdepan, sedangkan di masyarakat tenaga kesehatan memiliki peran dalam peningkatan ketahanan masyarakat untuk berjuang dan tentunya menang melawan Covid-19. Peran tenaga kesehatan diperlukan sebagai upaya membangun masyarakat Indonesia untuk memiliki ketahanan melawan pandemi Covid-19. “Oleh karena itu kita perlu memahami bagaimana karakteristik masyarakat yang khas dan juga beragam”, ungkap Uki Noviana, S.Kep., Ns., MNSc., Ph.D., Dosen Keperawatan Jiwa dan Komunitas Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, moderator diskusi saat membuka DiskOn#3 dengan tema “Membangun Ketahanan Masyarakat dalam Pandemi Covid-19”.

Dalam diskusi online Selasa (16/06) melalui platform Zoom dan Live Streaming YouTube Nursing UGM, narasumber diskusi, Sutono, S.Kp., M.Sc., M.Kep., Dosen Keperawatan Dasar dan Emergensi FK-KMK UGM sekaligus Ketua DPW HIPGABI DIY ini menyampaikan materi mengenai “Peran Perawat dalam Membangun Ketahanan Masyarakat dengan Karakter Khas Indonesia.” Beliau memaparkan bahwa ketahanan dalam konsep bencana adalah upaya-upaya masyarakat dalam mengurangi hazard melalui hazard mitigation, atau dengan mengurangi dampak yang ditimbulkan. Apabila sudah terjadi event atau kejadian, masyarakat diharapkan memiliki absorb capacity, atau kemampuan mengurangi jumlah kerusakan yang timbul. Kemudian apabila terdapat kerusakan akibat kejadian yang terjadi, masyarakat diharapkan memiliki buffering capacity, atau cadangan. Selanjutnya muncul local repon capacity, yaitu kemampuan merespon suatu kejadian. “Apabila berbicara tentang resiliensi maka akan ada tiga hal penting, yaitu absorbing capacity, buffering capacity, dan local response capacity”, jelas Sutono.

Dalam membangun ketahanan masyarakat dengan karakter khas Indonesia, maka perlu adanya penggalian budaya kearifan lokal yang berkaitan dengan mitigasi maupun kesiapsiagaan bencana di setiap wilayah di Indonesia. Juga pembangkitan kembali, sadar budaya dan sosialisasi nilai-nilai untuk adopsi kembali menjadi perilaku masyarakat.

Dalam menghadapi pandemi Covid-19 juga perlu menghimpun kekuatan, kesatuan, dan saling bekerjasama. Narasumber diskusi, Widyawati, S.Kp., M.Kes., Ph.D., Sekretaris Departemen Keperawatan Anak dan Maternitas FK-KMK UGM sekaligus Ketua IPEMI DIY memaparkan materinya mengenai “Peran Perawat dalam Menjalin Kerjasama dengan Stakeholders untuk Membangun Ketahanan Masyarakat”. Dalam pemaparannya beliau menekankan bahwa ketahanan masyarakat atau community resilience merupakan kemampuan masyarakat untuk beradaptasi tidak hanya dimasa sulit tetapi juga mampu bertahan setelah masa sulitnya teratasi. Untuk membangun ketahanan masyarakat perlu adanya kerjasama dengan pihak terkait/stakeholders seperti pemerintah pusat, pemerintah daerah, sektor/instansi pelayanan publik, komunitas itu sendiri, tokoh masyarakat, guru/dosen/akademisi, dan instansi yang bergerak untuk pemenuhan hajat hidup orang banyak seperti perusahaan pangan, listrik, dan lainnya.

Terdapat tiga komponen penting yang harus ada dalam membentuk ketahanan masyarakat, yaitu activities, capabilities, dan characteristics. Selain itu juga terdapat enam langkah untuk membangun ketahanan masyarakat, yang pertama, membentuk suatu perencanaan tim kolaboratif. Kedua, memahami situasi yang ada bahwa setiap komunitas/negara terdampak memiliki karakteristik masing-masing sehingga diharapkan tim kolaboratif mampu memahami situasi yang ada. Ketiga, menentukan tujuan dan sasaran. Keempat, merencanakan implementasi strategi termasuk mengevaluasi tujuan yang telah ditetapkan. Kelima, menyiapkan rencana, melakukan review rencana yang telah ditetapkan. Keenam, finalisasi yaitu menyepakati rencana yang telah disusun dan mengimplementasikannya.

Selain hal tersebut diatas, saat ini juga perlu untuk mengoptimalkan peran perawat dalam membangun ketahanan masyarakat, sehingga nantinya perawat dapat mengatur strategi agar dapat lebih efektif dalam memberikan dukungan kepada masyarakat. “Tentu semua itu akan bisa optimal apabila kita menggunakan sumber daya yang ada, salah satunya teknologi informasi dimana sekarang luar biasa berkembang”, ungkap Ariani Arista Putri Pertiwi, S.Kep., Ns., MAN., DNP., Sekretaris Departemen Keperawatan Dasar dan Emergensi FK-KMK UGM sekaligus Tim Riset Telemedicine FK-KMK UGM saat memaparkan materinya mengenai optimalisasi peran perawat membangun ketahanan masyarakat dengan teknologi informasi. (Vania Elysia/Reporter)

Berita Terbaru