Lunch Discussion Diskriminasi dalam Proses Pendidikan

FK-KMK UGM. Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM kembali menggelar diskusi yang dikemas dalam Lunch Discussion dengan mengusung tema “Diskriminasi dalam Proses Pendidikan”, pada Rabu (17/9) secara daring. Lunch Discussion yang dihadiri oleh sivitas akademika FK-KMK UGM baik dosen, mahasiswa, dan tenaga kependidikan, dan mitra jejaring Academic Health System (AHS) UGM ini merupakan periode kedua, setelah sebelumnya digelar pada Februari lalu.

Dekan FK-KMK UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., SpOG(K)., PhD saat memberikan sambutan menyampaikan, “Prinsip kita yaitu ingin belajar bersama dan untuk kemajuan bersama. Kondisi pandemi COVID-19 ini dapat dijadikan sebagai peluang, sehingga lebih banyak lagi yang dapat hadir dan bergabung di dalam Lunch Discussion virtual ini”, ungkapnya.

Diskusi kali ini menghadirkan narasumber kompeten Prof. Dra. Raden Ajeng Yayi Suryo Prabandari, M.Si., Ph.D., dan dr. Retno Sutomo, Sp.A(K), Ph.D., dengan Dr. dr. Osman Sianipar Sp.PK., sebagai moderator. Sebelumnya, kedua narasumber telah melakukan survei secara cepat kurang lebih selama dua hari pada mahasiswa prodi S1, S2, dan PPDS di FK-KMK UGM. Hasil survei menunjukkan dari 362 responden, terdapat 17,4% responden pernah mengalami diskriminasi selama menjalani pendidikan di FK-KMK UGM. Sekitar 26% menyatakan bahwa faktor kelas sosial menjadi penyebab diskrimasi. Potret survei tersebut memberikan gambaran sekaligus pemantik diskusi yang harapannya dapat ditindaklanjuti lebih serius di sivitas akademika dan hospitalia FK-KMK UGM.

Melalui hasil survei tersebut juga muncul beberapa saran yang diberikan mahasiswa untuk mencegah diskriminasi diantaranya, semua pihak diharapkan dapat berpikir terbuka tanpa memberi stereoptype pada ras, agama, status, dan sebagainya. Selain itu juga perlu adanya edukasi atau pelatihan mengenai diskriminasi selama menjalani pendidikan di FK-KMK UGM untuk meningkatkan awareness. Penting juga untuk menyusun sebuah sistem atau penegakan aturan yang tegas untuk pencegahan tindakan diskriminasi.

“Diskriminasi memang isu yang tidak mudah untuk diuraikan serta tidak mudah juga untuk diselesaikan, tetapi bukannya tidak mungkin. Tentu dapat berjalan dengan bantuan partisipasi Bapak/Ibu sekalian untuk meminimalisir dan mendukung zero diskriminasi di ranah pendidikan”, jelas Prof. Yayi.

Menurut dr. Retno Sutomo, forum ini berhasil memunculkan awareness, sehingga menyadarkan bahwa ada sesuatu yang harus diperbaiki. “Harapannya menjadi atmosfer yang baik untuk kemudian dikembangkan secara makro dalam kebijakan yang lebih memperhatikan aspek-aspek supaya tidak terjadi tindakan diskriminasi”, tambahnya.

Diskusi ini digelar untuk mendukung proses pendidikan agar dapat berjalan sinergi dan harmonis tanpa adanya diskriminasi. Prof. dr. Gandes Retno Rahayu, M.Med.Ed., Ph.D., pada akhir acara juga mengungkapkan, “Harapannya dengan meningkatnya awareness, dapat mengubah cara pandang kita mengenai tindakan diskriminasi. Dengan meningkatnya awareness maka tindakan diskriminasi dapat diminimalisasi.”.

Akan ada tindak lanjut penelitian yang lebih mendalam mengenai tindakan diskriminasi dalam proses pendidikan khususnya di FK-KMK UGM. Selain itu juga akan ada tindak lanjut untuk memperbaiki sistem dan environment dalam kampus.

Lunch Discussion selanjutnya akan hadir kembali dengan topik-topik sensitif yang penting dan krusial serta dinilai perlu untuk didiskusikan secara terbuka. Beberapa topik diantaranya mengenai disturbing personality dalam proses pendidikan dan pelayanan, pelecehan baik verbal, fisik, dan seksual, integritas akademik dan penelitian, serta tentang procrastinating. (Vania Elysia/ Reporter)

Berita Terbaru