Gerakan Penelitian Melawan COVID-19: Solidarity Trial dan INA-TOPIC

COVID-19 sudah dinyatakan sebagai Pandemi oleh World Health Organization. Berbagai upaya sudah dilakukan demi menanggulangi wabah Corona ini salah satunya adalah melalui kegiatan penelitian. Indonesia merupakan negara pertama di Asia Tenggara yang telah bergabung dengan program Solidarity Trial yang merupakan program uji klinik dimana WHO menjadi organisasi internasional yang mengkoordinasi penelitian ini bersama partnernya untuk mengevaluasi terapi yang efektif untuk pasien dengan COVID-19.

Solidarity trial dirancang dengan metode randomized controlled open trial dimana terdapat 4 kelompok perlakukan (intervensi) yang akan dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kelompok penelitian ini adalah :

  1. Standard of care
  2. Standard of care + hydroxychloroquine
  3. Standard of care + kombinasi antara lopinavir/ritonavir
  4. Standard of care + kombinasi lopinavir/ritonavir + interferon beta-1a
  5. Standard of care + remdesivir

demikian penjelasan dr. Jarir At Thobari, DPharm, PhD, Ketua CEBU FK-KMK UGM dan RS Dr. Sardjito saat diwawancarai. Beliau mengatakan penelitian ini sudah melibatkan 184 pasien dari 1000 target pasien yang ikut dalam penelitian ini dari 22 Rumah Sakit di Indonesia yang terlibat dalam penelitian per tanggal 25 Mei 2020. Adapun Rumah Sakit di DIY yang terlibat dalam penelitian ini adalah RSUP Dr Sardjito yang merupakan Rumah Sakit AHS UGM.

Pada tingkat nasional, Konsorsium Riset dan Inovasi COVID-19 Kemenristek/BRIN telah menginisiasi uji klinik multicenter terapi plasma convalescent yang disebut sebagai INA-TOPIC: Indonesia Trial Of convalescent Plasma In COVID-19. Koordinator uji klinik nasional dalam multicenter clinical trial ini, dr. Jarir mengatakan bahwa metode terapi plasma convalescent menggunakan plasma darah pasien COVID-19 yang telah sembuh, hal ini dikarenakan darah plasma COVID-19 yang telah sembuh mengandung antibodi terhadap SARS-C0V-2. “Jadi diharapkan pada pasien yang sudah sembuh ini telah terbentuk antibody, IgG anti SAR-CoV-2 dan netralisasi antibody nya,  yang apabila diberikan kepada pasien yang masih sakit diharapkan bisa mempercepat kesembuhan. Dan pemberian plasma convalescent ini  diberikan bersama-sama dengan terapi standar COVID-19 di rumah sakit” tuturnya.

Dua dari 10 Rumah Sakit di Sumatera, Jawa dan Sulawesi yang terlibat dalam penelitian ini merupakan Rumah Sakit jejaring AHS UGM yakni RSUP Dr Sardjito dan RSUP Dr Soeradji Tirtonegoro. dr Jarir menyampaikan bahwa penelitian ini sudah mendapatkan persetujuan Komite Etik dan Badan POM RI, dan saat ini pada tahap melakukan skrining calon donor yang telah memberikan persetujuannya, serta melakukan pengumpulan plasma pada donor. “Sudah terdapat beberapa Rumah Sakit yang terlibat dalam uji klinik ini yang telah mulai memberikan plasma tersebut kepada pasien yang kompatibel dengan donor seperti di RS Dr. Soetomo, Surabaya dan RS Dr Saiful Anwar, Malang. Beberapa Rumah Sakit lainnya masih dalam proses pengumpulan plasma dari donor dan segera memberikan terapi ini pada pasien yang sesuai”, tuturnya. (Reporter: Listi)

Berita Terbaru