FK-KMK Gelar Diskusi Prediksi Dampak Mudik terhadap Penyebaran Covid-19

FK-KMK UGM. Pusat Kebijakan dan Manajemen Kesehatan (PKMK) Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) bekerjasama dengan beberapa lembaga terkait menyelenggarakan webinar yang mengusung tema “Prediksi dan Antisipasi Dampak Mudik terhadap Penyebaran Covid-19” pada Senin (06/04).
“Diprediksi wabah Covid-19 masih cukup lama berlangsung di negara Indonesia, apalagi sebentar lagi memasuki bulan ramadan, dimana ada fenomena yang selalu muncul menjelang lebaran, yaitu mudik”, ungkap moderator diskusi. Beberapa waktu lalu pemerintah juga telah menghimbau pada masyarakat untuk tidak mudik ke kampung halaman masing-masing untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang semakin luas. Akan tetapi banyak pula masyarakat yang telah terlanjur pulang ke kampung halamannya, dengan berbagai alasan, misalnya pekerjaan, ekonomi, kesempatan luang yang dirasakan bahwa Covid-19 sesuatu yang biasa saja sehingga memaksakan diri untuk pulang.
Melihat hal tersebut, webinar ini bertujuan untuk membahas hasil kajian dan pandangan narasumber mengenai dampak mudik terhadap perkembangan dan penyebaran Covid-19. Webinar ini menghadirkan narasumber dr. Riris Andono Ahmad, MPH., Ph.D., dari Departement of Biostatistic, Epidemiology, and Population Health FK-KMK UGM dan pembahas Dr. Wawan Mas’udi dari Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik UGM.
“Diskusi ini merupakan bagian dari pembahasan model prediksi, salah satunya model prediksi lebaran. Model prediksi yang kami buat adalah model yang menyimulasikan interaksi individu kemudian bagaimana interaksi itu bisa menyebabkan terjadinya transmisi Covid-19”, ungkap dr. Riris Andono. Beliau juga mengungkapkan, apabila sejak awal kita menerapkan social distancing begitu kasus ada di populasi, sebenarnya dampaknya sangat besar, dan akan ada reduksi kasus.
Model prediksi memang penuh asumsi dan orang akan mengatakan model tidak ada yang benar, yang ada adalah model yang bermanfaat. “Apabila menerapkan skenario menutup jabodetabek, dan inilah yang diharapkan banyak pemerintah daerah, bahwa pemerintah pusat menutup itu, maka leaking bisa dihindari”, tegasnya. dr. Riris Andono juga menambahkan, kalaupun kita mengatakan menutup Jakarta dan sekitarnya, ini bukan untuk kepentingan Jakarta, tapi lebih untuk kepentingan penyebaran keluar. Atau kalau kemudian menggunakan skenario dari pemerintah atau mudik berjarak, maka ada beberapa hal yang mungkin terjadi. Kalau di daerah tidak ada tindakan atau intervensi sama sekali, maka akan terjadi peningkatan kasus. Ini yang mungkin perlu disadari dan diantisipasi apabila menghadapi fenomena mudik tahun ini.
Harapannya kajian-kajian dan pandangan-pandangan dari narasumber melalui diskusi ini dapat memberikan dasar bagi pengambil kebijakan untuk menangani Covid-19. (Vania Elysia/Reporter)

Berita Terbaru