Updates on High-Burden Diseases

FK UGM. Indonesia dalam beberapa dasawarsa terakhir menghadapi masalah triple burden diseases. Hal ini disebabkan oleh adanya penyakit menular yang masih menjadi masalah ditandai dengan masih sering terjadinya kejadian luar biasa [slideshow_deploy id=’15867′]

beberapa penyakit menular tertentu, munculnya kembali beberapa penyakit menular lama (reemerging diseases) seperti Tuberculosis, Malaria dan Leptospirosis, serta munculnya penyakit-penyakit menular baru (new-emerging diseases) seperti Avian Influenza, Flu Babi, Zika Virus. Di sisi lain, penyakit tidak menular menunjukkan adanya kecenderungan yang semakin meningkat dari waktu ke waktu.

Mengangkat latar belakang tersebut, Panitia Pelantikan Dokter FK UGM 2011 mengadakan simposium dan workshop berskala nasional dengan judul Clinical Updates 2017: Updates on High-Burden Diseases. Clinical Updates merupakan acara tahunan yang diadakan oleh mahasiswa profesi pendidikan dokter tingkat akhir sebagai rangkaian dari Annual Scientific Meeting (ASM). Pada tahun ini Panitia Pelantikan Dokter FK UGM 2011 telah berhasil mengadakan simposium dan workshop tersebut pada 18-19 Maret 2017 bertempat di Imperial Ballroom, Hotel Sahid Rich.

Sebagai perwakilan dari Alumni Pendidikan Dokter FK UGM Angkatan 1991, dr. Adnan Ibrahim, Sp.PD menyampaikan rasa syukurnya atas keberhasilan kolaborasi antar angkatan ini dalam mengadakan Clinical Updates 2017.

Clinical Updates 2017 dibuka secara resmi oleh Dekan Fakultas Kedokteran UGM Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed, Sp.OG(K) Ph.D. Yang istimewa pada tahun ini Panitia Pelantikan Dokter FK UGM 2011 bekerja sama dengan Alumni Pendidikan Dokter FK UGM 1991. Kolaborasi ini tentu menjadi contoh yang baik untuk bagi civitas academica FK UGM. Dalam pembukaannya, Prof. Ova menekankan mengenai pentingnya konsep dokter sebagai pembelajar seumur hidup (lifelong learner).

Triple Burden Diseases di Era Universal Coverage

Salah satu kuliah kunci dalam Clinical Updates 2017, adalah kuliah yang diberikan oleh Prof. dr. Ali Ghufron Mukti, M.Sc, Ph.D selaku Direktur Jenderal Sumberdaya, Iptek, dan Dikti Kemenristek Dikti. “Pada akhir tahun 2016 kurang lebih 16.9 trilyun telah dihabiskan untuk membiayai penyakit tidak menular seperti penyakit jantung, stroke, diabetes, kanker, ginjal, thalassemia.” ujar Prof. Ghufron.

“Nominal tersebut yang merupakan kurang lebih 30% seluruh biaya yang dikeluarkan oleh BPJS Kesehatan,” seperti yang disampaikan Prof. Ghufron. Tampak bahwa beban kesehatan Indonesia saat ini sudah mulai bergeser dari yang semula berkaitan dengan penyakit infeksi seperti di era 1980-an, beralih menjadi non-communicable diseases (Penyakit Tidak Menular/NCD). Beban tersebut menurut Prof. Ghufron dapat ditekan jika ada kolaborasi dan kerja yang optimal dari para dokter di pelayanan primer atau fasilitas tingkat pertama dalam hal preventif. Selain itu, tetap harus ada perbaikan dalam sistem jaminan kesehatan yang rencananya akan tercapai mencakup seluruh rakyat Indonesia pada 2019.

Kuliah kemudian dilanjutkan dengan beberapa sesi seperti assessmen dan manajemen nyeri, update dalam kedokteran kardiovaskular, penyakit serebrovaskular, hipertensi dan penyakit ginjal kronik, endokrinologi, hingga penyakit di bidang respirologi. Acara tersebut diikuti dengan antusias oleh 300-an peserta dari seluruh Indonesia. (Doni/Reporter)

Berita Terbaru