The Role of Academic Health Centers in Improving Population Health in Indonesia

20141120_165655

Seoul – “Indonesia, dengan lebih dari 240 juta penduduk dan memiliki lebih dari 17.000 pulau membutuhkan perubahan dalam kebijakan kesehatan karena beban ekonomi dan beban sumber daya yang sangat besar. Januari 2014, sistem baru jaminan kesehatan nasional mulai diterapkan di Indonesia dan menjadi titik awal perubahan sistem kesehatan Indonesia karena membawa implikasi penguatan layanan kesehatan primer.  Pasien yang datang ke layanan kesehatan sekunder dan tersier akan sangat terseleksi. Hal inilah yang mendorong beberapa fakultas kedokteran dan rumah sakit pendidikan berintegrasi dalam pendidikan, penelitian dan pelayanan kesehatan.” Demikian cuplikan presentasi Dekan Profesor Teguh Aryandono berjudul “The Role of Academic Health Centers in Improving Population Health in Indonesia” yang disampaikan dalam forum pertemuan AAHCI (Association of Academic Health Center International) East Asia-Pacific, Kamis (20/11) di Seoul, Korea Selatan.

Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada dan RSUP Dr Sardjito, yang baru-baru ini berhasil meraih Akreditasi Internasional dari Joint Commission International Kategori RS Pendidikan (Academic Medical Centre), bersama-sama dengan Rumah Sakit Akademik UGM dan RSUP Dr Soeradji Klaten memantapkan kolaborasi untuk lebih berintegrasi dalam hal penyediaan layanan kesehatan prima untuk masyarakat. Karena sumber daya yang terbatas, keempat institusi mengidentifikasi prioritas, fasilitas dan tenaga kerja di setiap rumah sakit termasuk menyiapkan anggaran untuk penyelesaian program. Melalui kolaborasi yang berintegrasi, potensi masing-masing institusi dapat dioptimalkan secara lebih efektif dan efisien untuk meningkatkan fungsi pelayanan, pendidikan dan riset, serta meningkatkan kualitas SDM dan sarana-prasarana. Dalam beberapa aspek, kolaborasi yang berintegrasi telah berjalan seperti penyatuan Komite Etik FK UGM dan RSUP Dr Sardjito, kolaborasi internasional yang telah berlangsung dengan sangat intensif untuk mencapai penelitian, pendidikan dan perawatan pasien yang berkualitas tinggi, sedangkan dalam pendidikan profesional, keempat institusi terus berusaha membuat standar kurikulum bagi mahasiswa kedokteran. Keinginan kuat untuk memanfaatkan institusi pendidikan tenaga kesehatan lain yang berada dalam satu lingkungan geografis dipercaya akan makin mengembangkan sistem pelayanan kesehatan dan memperkuat konsolidasi sistem Rumah Sakit dan Pelayanan Kesehatan Primer. Integrasi keempat institusi akan  mampu menjawab tantangan pelayanan kesehatan yang lebih spesifik dan jangkauan luas untuk menghadapi tekanan pertumbuhan ekonomi serta regulasi. Regulasi merupakan salah satu kendala untuk mempromosikan terintegrasinya Akademik Health Center karena kementerian yang menaungi keempat institusi berbeda, Fakultas Kedokteran berada di bawah Kementerian Riset dan Pendidikan Tinggi, sementara beberapa rumah sakit pendidikan milik universitas di bawah Departemen Kesehatan. Perlu diskusi lebih lanjut antara dua kementerian yang harus dilakukan secara intensif.

Dalam Forum AAHCI tahun 2014 yang berlangsung selama dua hari (20-21 November), Delegasi FK UGM yang dipimpin langsung oleh Profesor Teguh Aryandono terdiri  atas Tim Integrasi FK UGM dan RS Pendidikan yaitu Profesor Budi Mulyono, dr. Endro Basuki, SpBS, Prof. Yati Soenarto dan Prof. Soenarto.  AAHCI East Asia-Pacific Regional Meeting yang mengangkat tema “Changing Patterns in Health Professions Education” diorganisir oleh Seoul National University College of Medicine.      \sari

Materi presentasi klik di sini

Berita Terbaru