Perlu Koalisi Nasional Untuk Mencegah dan Mengendalikan Resistensi Antibiotika

FK-UGM. Pada hari Sabtu (25/3) berlangsung Seminar Nasional ‘Penggunaan Obat/Antibiotik yang Rasional oleh Masyarakat’. Seminar diselenggarakan oleh Kagama Fakultas Kedokteran UGM bekerjasama dengan International Network of Rational Drug Use (INRUD) Indonesia. Seminar diikuti oleh berbagai profesi kesehatan, penyelenggara pelayanan kesehatan, sivitas akademika, aktivis pemberdayaan masyarakat, dan umum. Bertindak sebagai moderator adalah Prof. Sri Suryawati, pakar kebijakan dan manajemen obat WHO Geneva.

Dalam pengantar Seminar, Dr. Budiono Santoso, SpFK., PhD. menyampaikan pentingnya strategi yang berkesinambungan dari semua pemangku kepentingan, agar upya pencegahan dan pengendalian resistensi antibiotika mencapai hasil yang diharapkan. Doktor Aris Widayati, Dekan Fakutas Farmasi Universitas Sanata Dharma memaparkan hasil penelitiannya terkait persepsi masyarakat terhadap Penggunaan Antibiotika. Hasil penelitian ini sangat penting untuk memahami permasalahan sehingga dapat menentukan strategi yang tepat untuk upaya pemberdayaan masyarakat. Doktor Rustamaji, pakar pengabdian Masyarakat UGM menjelaskan pentingnya melakukan pengabdian masyarakat yang bertanggung jawab, yaitu dengan menggunakan strategi yang telah terbukti efektif dan diimplementasikan dalam skala luas secara terukur.

Dari unsur profesi kesehatan, Dr. Sunartono, M.Kes. dari Pengurus Daerah Ikatan Dokter Indonesia memaparkan peran penting dokter sebagai ‘patient educator’ untuk menggunakan obat secara rasional. Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia memaparkan peran strategis profesi apoteker dalam penggunaan obat yang rasional serta program-program IAI dalam pencegahan dan pengendalian resistensi antibiotika. Pemaparan materi ditutup oleh Dra. Detty Yuliati, Direktur Pelayanan Farmasi Kementrian Kesehatan RI, yang dalam kurun waktu dekade terakhir ini telah menyelenggarakan program-program pemberdayaan masyarakat untuk penggunaan obat secara rasional.

Seminar ditutup dengan diskusi panel yang dipimpin oleh Prof. Dr. Suryawati. Forum menyimpulkan bahwa ketidakrasionalan penggunaan obat menjadi salah satu penyebab resistensi antibiotika. Diperlukan pemahaman terkait persepsi masyarakat terhadap obat/antibiotika, agar dapat dipilih strategi intervensi yang sesuai. Upaya pemberdayaan masyarakat skala luas harus menggunakan strategi yang telah terbukti efektif membentuk perilaku penggunaan rasional. Profesi kesehatan merupakan agen perubahan yang sangat penting. Upaya pemberdayaan memerlukan kerjasama semua pihak.

Seminar merekomendasikan tiga hal krusial, yaitu aksi yang berkelanjutan dari semua pemangku kepentingan, komunikasi yang berkelanjutan antar pemangku kepentingan, dan koordinasi, sinergi dan koalisi yang berkelanjutan antar pemangku kepentingan. Seminar juga merekomendasikan evaluasi berkala untuk mengukur pencapaian dan memperkuat strategi pencegahan dan pengendalian resistensi antibiotika.

Untuk itu, INRUD-Indonesia dan Kagama-Kedokteran mengajak semua pemangku kepentingan untuk Bersatu dalam Koalisi Nasional Pencegahan dan Pengendalian Resistensi Antimikroba. (Sumber: dr. Rustamaji)

Berita Terbaru