Penyakit Jantung Masih Menjadi Beban Kesehatan Dunia

FK-UGM. Penyakit jantung memang masih menjadi salah satu permasalahan kesehatan di dunia. “Melalui forum Jogja International Cardiovascular Topic Series (Jincartos) 2017 ini diharapkan mampu menjadi media pertukaran informasi antar negara dan antar pakar terkait pengetahuan terkini tentang penyakit jantung”, ungkap Ketua Jincartos 2017, Prof. Dr. dr. Budi Yuli Setianto, Senin (4/9) di Auditorium Fakultas Kedokteran UGM.

Badan kesehatan dunia mencatat bahwa penyakit jantung masih menduduki peringkat pertama penyebab kematian. Penyakit yang disebabkan oleh gangguan fungsi jantung dan pembuluh darah ini bisa menyerang siapapun baik pria maupun perempuan. Tergantung bagaimana gaya hidup orang tersebut. Merokok, kelebihan berat badan, kurang berolah raga, tekanan darah tinggi maupun diabetes disebut-sebut sebagai penyebab munculnya penyakit jantung selain faktor genetik keluarga.

“Di Fakultas Kedokteran UGM sudah mulai giat meningkatkan aktifitas fisik staf di kampus, maupun medical check up sebagai upaya preventif,” terang Dekan Fakultas Kedokteran UGM, Prof. dr. Ova Emilia, M.Med.Ed., PhD., SpOG(K) saat membuka simposium.

Dekan Fakultas Kedokteran UGM juga tidak menafikan bahwa terkadang penderita penyakit jantung mengalami keterlambatan penanganan rujukan. “Sudah saatnya kita mempunyai sistem pelayanan terintegrasi untuk menangani hal ini,” imbuhnya.

Prevalensi penyakit jantung kongenital (Congenital Heart Disease/CHD) sekitar 8 kasus per 1.000 kelahiran hidup. Hal ini disampaikan salah satu pembicara dari Yong Loo Lin School of Medicine, National University of Singapore, James Yip. “Capaian perawatan anak-anak untuk pasien penyakit jantung kongenital selama 25 tahun terakhir ini memang sudah luar biasa, sehingga sebanyak 85% anak-anak ini bertahan sampai dewasa”, ujarnya mengawali presentasi.

James juga mengungkapkan bahwa dengan adanya keberhasilan ini, tentu akan memunculkan ‘kelompok pasien baru’, yakni orang dewasa dengan penyakit jantung bawaan yang diprediksikan akan melebihi pasien anak-anak dengan CHD di tahun 2020. Mayoritas pasien penyakit jantung bawaan berada pada kelompok usia 30-40. Bahkan sekitar 55 persen orang dewasa dianggap berisiko komplikasi, kematian dini ataupun kematian jantung mendadak (aritmia).

“Harapannya, dengan melalui upaya deteksi dini, penggunaan teknologi informasi, teknologi perawatan kesehatan, teknik bedah operatif sampai dengan perawatan neonatal yang lebih baik akan memungkinkan lebih banyak individu bertahan sampai dengan dewasa”, imbuhnya.

Forum Jincartos 2017 selain membahas mengenai penyakit jantung bawaan, maupun hipertensi pulmonal juga menyajikan presentasi poster serta pemberian penghargaan untuk poster terbaik. Simposium ini juga menghadirkan pakar internasional dari Pediatric Cardiac Disease and Congenital Heart Disease Centre, Vietnam National Heart Institute, Duyen Nguyen Thi dan Huong Truong Thanh;  Clinical Pharmacy, Kobe Pharmaceutical University, Noriaki Emoto, dan Kazuhiko Nakayama dari Division of Cardiovascular Medicine, Graduate School of Medicine Kobe Japan. (Wiwin/IRO; Foto/Dian).

Berita Terbaru