Pemberdayaan Masyarakat Tanggap Bencana

FK-UGM. Hasil penelitian dalam dekade terakhir menyatakan bahwa kapasitas tenaga kesehatan masih rendah dalam menghadapi bencana terutama terkait aspek kepemimpinan, kesiapsiagaan dan kolaborasi. Tenaga kesehatan diharapkan tidak hanya kompeten dalam pekerjaan rutin, namun juga mampu berkolaborasi dan melakukan manajemen saat menghadapi bencana. Padahal manajemen bencana membutuhkan pendekatan multidisiplin dengan kemampuan kolaborasi baik di internal kesehatan, eksternal, dan interaksi dengan masyarakat.

Mengingat pentingnya kebutuhan ini, Fakultas Kedokteran UGM melalui kegiatan Community Family Health Care –Interprofessional Education (CFHC-IPE) membekali pengetahuan dan keterampilan mahasiswa dalam menghadapi kondisi bencana sebelum kegiatan tahun keempat berjalan.  “Tahun keempat ini sasaran kami adalah pemberdayaan masyarakat khususnya dalam persiapan menghadapi kegawatdaruratan sehari-hari, seperti halnya bencana,” ujar koordinator kegiatan tahun keempat, Sutono, SKp., MSc, Jumat (8/9) saat ditemui di gedung Radiopoetro Fakultas Kedokteran UGM.

Melalui tema Disaster health in Family and Community, program CFHC IPE Fakultas Kedokteran ini berusaha membekali lebih dari 400 mahasiswa dengan kemampuan memfasilitasi setiap keluarga untuk mempersiapkan family disaster kit dan mendapatkan pembekalan materi manajemen bencana kesehatan untuk menghadapi kemungkinan bencana ataupun kegawatdaruratan sehari-hari seperti rumah roboh, banjir, kebakaran, kecelakaan maupun bencana gempa bumi.. “Masyarakat tidak harus takut terhadap bencana, namun harus bisa siap siaga mewaspadai itu dengan mengenali kemungkinan-kemungkinan yang terjadi. Sehingga mereka bisa melakukan tindakan pertolongan pertama sebelum dikirim ke tenaga medis terdekat”, imbuh Sutono.

Sutono juga memaparkan bahwa mahasiswa Fakultas Kedokteran UGM tidak hanya mendapatkan materi seminar di kelas, akan tetapi mereka juga akan ditugaskan ke 9 lokasi lapangan yang tersebar di Provinsi DI Yogyakarta sebagai wilayah desa binaan. Mahasiswa juga akan didampingi oleh 30 dosen Fakultas Kedokteran UGM dan 30 dosen lapangan dari puskesmas untuk melakukan monitoring evaluasi kegiatan mahasiswa.

“Program ini merupakan unggulan Fakultas Kedokteran UGM. IPE memang ada banyak, tetapi yang implemented itu yang kita selenggarakan dan agak berbeda dengan Perguruan Tinggi lain. Suatu saat kita akan menjadi pusat penyelenggaraan IPE”, harapnya.

Prinsip manajemen bencana sektor kesehatan terkait kolaborasi antar profesi kesehatan, hazard and vulnerable, analisis risiko, preparedness dan mitigasi dalam konteks keluarga, Early Warning System (EWS) untuk berbagai jenis bencana di Indonesia, maupun penyusunan emergency response plan dalam keluarga menjadi materi yang diterima mahasiswa dalam seminar sehari bertajuk “Manajemen Bencana Kesehatan Berbasis Pendekatan Komunitas”, Sabtu (9/9) di RS Akademik UGM lalu.  (Wiwin/IRO; Foto: Dokumen Panitia)

Berita Terbaru