Kursus Stereologi di FK UGM

Stereologi adalah metode pengukuran parameter struktur 3 dimensi yang diderivasi dari potongan mikroskopik 2 dimensi. Stereologi juga dikatakan sebagai varian geometris dari survei statistik. Sehingga prinsip-prinsip geometri dan statistik banyak diterapkan dengan ketat di dalam stereologi. Di dalam aplikasinya, stereologi tidak hanya dipakai oleh ilmu-ilmu biomedis/kedokteran, tetapi juga berbagai cabang ilmu biologi lainnya, termasuk pertanian, kehutanan, perikanan, serta cabang-cabang ilmu non-biologi seperti teknik geologi, mineral science, dan petrologi. Untuk bidang kedokteran, stereologi dapat dipakai oleh semua pihak dari berbagai bidang ilmu yang melakukan kuantifikasi preparat histologi, termasuk ilmu Patalogi Anatomi, Penyakit Dalam, Obstetri dan Ginekologi, Bedah, Anatomi, Histologi, Fisiologi, Farmakologi, atau Parasitologi.

“Kursus stereologi ini merupakan kursus yg pertama di Indonesia”, menurut dr. Ginus. Stereologi pertama kali diperkenalkan sekitar tahun 1961, penggabungan cabang ilmu geometri stokastik dan statistika. Stereologi mulai banyak dikembangkan didaratan Eropa dekade 1980-an. Konsep-konsep dari gabungan kedua cabang ilmu tersebut yg dimainkan didalam stereologi. Ketika membahas tentang probe apa yang tepat untuk menghitung jumlah sel, rumus apa yang pas untuk menghitung volume sebuah jaringan, maka itu adalah bagian dari ranah geometri. Ketika membicarakan tentang berapa jumlah hewan, subyek, blok, potongan, lapangan pandang, hitungan serta melakukan kalkulasi estimasi presisi, maka itu adalah ranah statistik.

Jika Bapak/Ibu merasa banyak hal dari konsep stereologi yang belum bisa dipahami, itu sangat wajar. Karena baru pertama kali berkenalan. “Saya mengenal stereologi 15 tahun yang lalu, pemahaman saya tentang stereologi berkembang lambat. Tahun lalu saya mengikuti kursus stereologi di Aarhus dan mencoba fokus belajar stereologi, banyak pemahaman baru yang saya dapat, tapi banyak pula konsep yang belum saya pahami”, jelas dr. Ginus Partadiredja, M.Sc., Ph.D., AIFM, ketua acara ini. “Maka memang luar biasa apabila Bapak/Ibu bisa langsung dengan mudah memahami stereologi setelah mengikuti kursus ini”, tambah beliau dalam sambutannya.

Kursus ini didesain untuk mencangkup berbagai tema besar stereologi, yang mengadopsi dari Aarhus University oleh tokoh-tokoh stereologi seperti HJG Gundersen dan Vyvyan C. Howard. Format kursus ini mirip dengan kursus-kursus stereologi di Eropa maupun AS. “Melalui kursus ini, kami harap, kita semua dapat terus belajar dan menerapkan stereologi dalam penelitian-penelitin histologi kuantitatif”, tutur dr. Ginus.

Berita Terbaru