DIY Optimis Capai Target Imunisasi MR

FK-UGM. Imunisasi Measeles-Rubela (MR) diberikan serentak pada bayi hingga anak usia 15 tahun di berbagai sekolah maupun pusat layanan kesehatan masyarakat sejak bulan Agustus lalu, termasuk di wilayah Yogyakarta. “Imunisasi sudah dilaksanakan serentak untuk sekolah yang menjadi sasaran, mulai dari PAUD, TK, SD maupun SMP dan sederajat di seluruh DIY. Kalau dipresentasi capaiannya sebesar 97,34 persen. Sisanya akan terus kami upayakan bersama teman-teman di Puskesmas dan Posyandu siap memberikan pelayanan tersebut”, papar Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DIY, drg. Pembajun Setianingastutie, Kamis (14/9) di Fakultas Kedokteran UGM.

Imunisasi MR serentak diharapkan mampu memutus mata rantai peredaran virus dan membentuk kekebalan lingkungan. “Saat ini tidak memandang anak itu sudah pernah diimunisasi atau belum, semua tetap diberikan imunisasi secara bersama-sama dalam 2 bulan ini. Kita harus melakukan ini karena karakteristik virus campak dan rubella tidak bisa hidup di luar manusia”, terang Ketua Komda Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komda KIPI) DIY, dr. Mei Neni Sitaresmi, SpA(K)., PhD.

Menanggapi kekhawatiran orang tua terkait imunisasi ini, Mei Neni menambahkan bahwa bahaya campak bagi anak bisa mengakibatkan penurunan daya tahan tubuh selama 3 bulan hingga terjadinya radang paru, infeksi otak, diare bahkan dehidrasi. “Vaksin MR ini adalah vaksin yang sangat aman. Syarat keamanan vaksin yang paling utama, di samping syarat kemanfaatannya. Vaksin MR juga bukan vaksin pertama kali dipakai di dunia,” tegasnya.

Meskipun syarat keamanan vaksin sudah terpenuhi, secara independen ada tim pengkajian Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (Komda KIPI) yang terdiri dari ahli bidang kesehatan maupun kesehatan masyarakat. Komda ini bertugas untuk memantau secara pasif maupun aktif terkait keamanan vaksin. Secara independen, tim ini akan melakukan analisis dengan melihat bukti-bukti bahkan berdasarkan penelitian sebelumnya, apakah ada kejadian ikutan yang serius, seperti meninggal atau masuk rumah sakit.

“Melalui Komda KIPI, kami bisa memberikan rekomendasi kepada pemerintah, apakah kejadian ikutan ini berhubungan atau tidak dengan vaksin. Ini menunjukkan keseriusan kami terhadap penerapan vaksin MR”, imbuh Mei Neni. (Wiwin/IRO; Foto/Dian)

Berita Terbaru